IMPLEMENTASI KONSEP PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK DI PERGURUAN TINGGI
Oleh: Erlinda Nur Khasanah, S.E., M.Sc.
Dosen Politeknik YKPN Yogyakarta
Di dalam proses belajar mengajar, dosen dihadapkan dengan kondisi dan
karaktertistik mahasiswa yang beragam. Hal ini disebabkan karena setiap
individu mengalami perkembangan tahap kehidupan yang berbeda-beda pula.
Pembelajaran yang akan saya lakukan yaitu dengan dengan mengimplementasi
strategi 4C (critical thinking & problem solving, creativity
& innovation, communication, dan collaboration). Critical
thinking (berpikir kritis) merupakan hal penting dalam pembelajaran di
abad 21 karena keterampilan yang diperlukan untuk menemukan sumber informasi
yang berkualitas, suatu tujuan dalam penilaian yang dapat membandingkan bukti
rinci merumuskan dan bertanggungjawab dalam membuat keputusan (Sipayung,
Rahmatsyah, Sani, & Bunawan, 2018). Menurut Supena, Darmuki, &
Darmuki (2021), keterampilan berpikir kreatif berkaitan dengan keterampilan
yang menerapkan pendekatan baru untuk memecahkan masalah dan menjadi
inovasi. Hughes, Lee, Tian, Newman, & Legood
(2018) mendefinisikan creativity (kreativitas) sebagai
aktivitas intrapersonal yang berkaitan dengan ide-ide baru, sedangkan inovasi
adalah sebagian besar aktivitas interpersonal yang berkaitan dengan
memperkenalkan produk baru atas ide baru (yang bisa datang dari siapa saja/di
mana saja) dan pada akhirnya mengimplementasikan ide-ide baru tersebut.
Communication (komunikasi) adalah suatu hal tidak dapat lepas dari kehidupan
manusia. Fitria & Aditia (2020) mendefinisikan komunikasi sebagai
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media
untuk menimbulkan efek agar tercapainya suatu tujuan. Komunikasi merupakan
peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia
lainnya. Sementara itu collaboration (kolaborasi) adalah kemampuan untuk
bekerja sama dan kepemimpinan kelompok, untuk beradaptasi dalam berbagai peran
dan tanggung jawab, bekerja secara produktif dengan orang lain, menaruh empati
di tempat, menghormati perspektif yang berbeda (Sipayung et al., 2018).
Kondisi mahasiswa yang beragam harus diperhatikan oleh dosen dalam melakukan pembelajaran. Strategi 4C dipandang sesuai untuk mengatasi kondisi ini. Dengan pendekatan pembelajaran konstruktivistik, setiap mahasiswa diberikan kesempatan yang luas untuk berpikir kritis. Mulai dari merumuskan masalah, memberikan pendapat, melakukan evaluasi, serta membuat keputusan. Mahasiswa juga diberikan hak yang sama untuk mengembangkan kreativitas dan mengimplementasikannya dalam sebuah inovasi. Mahasiswa dengan karakteristik yang berbeda, dapat dikelompokkan dalam satu teamwork (kelompok kerja). Dosen dapat “kotak-kotakkan” potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam teamwork. Misalnya, dalam satu teamwork, dosen bisa memilih mahasiswa dengan berbagai kondisi, kemampuan dan karakteristik berbeda-beda. Dengan demikian, melalui teamwork, mahasiswa dapat saling melengkapi, saling belajar satu sama lain untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya dan orang lain, serta dapat saling mengkonstruksi pengetahuan yang dimiliki. Dengan mengimplementasi strategi 4C, maka dapat memberikan solusi untuk penerapan pembelajaran konstruktivistik dengan beranekaragamnya kondisi dari mahasiswa.
Referensi:
Fitria, R., & Aditia, R. (2020).
Urgensi Komunikasi Dakwah Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Dawuh, 1(1),
1-8.
Hughes, D. J., Lee, A., Tian, A. W.,
Newman, A., & Legood, A. (2018). Leadership, creativity, and innovation: A
critical review and practical recommendations. The Leadership
Quarterly, 29(5), 549-569. doi:https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2018.03.001
Sipayung, D. H., Rahmatsyah, Sani, R. A., & Bunawan, H. (2018). Collaborative Inquiry For 4C Skills Paper presented at the 3rd Annual International Seminar on Transformative Education and Educational Leadership (AISTEEL 2018).
Supena, I., Darmuki, A., & Darmuki, A. (2021). The Influence of 4C (Constructive, Critical, Creativity, Collaborative) Learning Model on Students’ Learning Outcomes International Journal of Instruction, 14(3), 873-892.
Komentar
Posting Komentar