Oleh: Erlinda Nur Khasanah, S.E., M.Sc.
Dosen Politeknik YKPN Yogyakarta
Pada
umumnya, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di program
diploma, sarjana terapan, atau sarjana adalah mahasiswa yang berusia berkisar
antara 18-25 tahun. Pada rentang usia ini, mahasiswa bisa disebut sebagai orang
dewasa awal. Menurut Putri (2019), pada masa dewasa awal, seseorang
memiliki tugas untuk mencapai peran sosial, bertanggungjawab, mencapai
kemandirian emosional, memilih pasangan hidup, membangun kehidupan rumah tangga
dengan pasangan hidup, mengasuh anak dan menjadi warga negara yang baik. Dengan
perkembangan siklus hidup, akan mempengaruhi kondisi psikologis mahasiswa. Hoyer
(2020) menyatakan bahwa pendewasaan seseorang akan berkaitan erat dengan
sifat adaptif dari kondisi psikis.
Setiap
mahasiswa memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan
aspek perkembangan orang dewasa yang juga tidak semuanya sama. Beberapa aspek
perkembangan manusia sebagai sebagai berikut (Hanafi, 2018).
a. Aspek fisiologis.
Perkembangan
fisik mencakup empat aspek yaitu, sistem syaraf, otot, kelenjar endoktrin, dan
struktur fisik. Gerakan seseorang dan kemampuannya mengendalikan bagian
tubuhnya merupakan fungsi utama dari perkembangan otak (Hanafi, 2018).
Otak manusia memiliki bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kiri,
dikenal sebagai otak rasional bekerja dalam pola yang linier, sekuensial,
mengurusi hal-hal yang terkait logika-rasio, kata dan bahasa, dan matematik.
Sebaliknya otak kanan atau otak irasional bekerja dengan pola yang tidak teratur,
berkaitandengan kreativitas, seni, desain, musik, warna dan lain sebagainya (Amin,
2018). Kedua belahan ini memiliki peranan yang sama penting di dalam
memaksimalkan fungsi otak dalam proses belajar mahasiswa.
b. Aspek emosi
Emosi
adalah keadaan perasaan yang alami oleh seseorang dalam menghadapi situasi
tertentu (Hanafi, 2018). Sementara itu, Dzedzickis, Kaklauskas, &
Bucinskas (2020) mendefinisikan emosi sebagai respon sebagai stimulus
tertentu (orang, situasi, atau peristiwa). Biasanya, emosi ini bersifat intens
dan berdurasi pendek dan orang tersebut sangat menyadarinya. Emosi bisa
dibedakan menjadi emosi positif, misalnya bahagia, nyaman, ingin tahu dan emosi
negatif misalnya marah, depresi, dan benci.
c. Aspek bahasa
Perkembangan
bahasa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya kesehatan, intelegensi,
status sosial, ekonomi keluarga, jenis kelamin, serta hubungan keluarga (Hanafi,
2018). Bahasa sangat mempengaruhi bagaimana mahasiswa memperoleh berbagai
kemampuan, misalnya kemampuan analisis, memahami informasi, literasi,
mengemukakan ide/gagasan, komunikasi, dan menjalin kerjasama/relasi yang lebih
baik.
d. Aspek sosial
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap
sebuah norma, aturan, serta hukum yang berlaku di masyarakat (Hanafi, 2018).
Sebagai orang dewasa, mahasiswa memiliki peranan dalam lingkungan sosial. Di
lingkungan sosial yang berbeda, mahasiswa akan cenderung untuk menghadapi
norma, aturan, serta hukum yang berbeda-beda.
e. Aspek kepribadian
Kepribadian
diartikan sebagai kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan
penyesuaian diri terhadap lingkungan secara unik (Hanafi, 2018).
Kepribadian menjadi ciri-ciri atau atribut yang khas dari individu. Kepribadian
mahasiswa dapat diamati dari bagaimana cara berbicara, sikap, dan aktivitas
dalam kehidupan sehari-harinya.
f. Aspek moral
Perkembangan
moral banyak dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga (Hanafi,
2018). Biasanya, moral berkaitan dengan pandangan terhadap nilai-nilai tertentu
yang diterima secara umum.
Berbagai
aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi variasi kondisi psikologis yang
dialami oleh setiap mahasiswa. Dengan demikian, dosen sebagai pendidik perlu
memahami kondisi psikologis setiap mahasiswanya atau anak didiknya.
Psikologi
adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari mengenai perilaku dan kejiwaan
manusia. Di dalam proses pengajaran, dosen perlu untuk memahami kondisi
psikologis orang dewasa. Hal ini ditujukan agar pembelajaran berlangsung dengan
terstruktur, efektif, serta mampu untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.
Penelitian Busiri (2020) terhadap dosen dan mahasiswa, menemukan
bahwa memahami psikologi pendidikan dalam pembelajaran bisa menjadikan pendidik
dapat mengerti dan memahami keadaan jiwa setiap mahasiswa agar melalui
pemahaman tersebut, pendidik dapat mengukur kemampuan dan tingkat pemahaman
mahasiswa agar setiap pembelajaran yang berlangsung dapat berlangsung secara
efektif. Dengan demikian, tujuan pendidikan bagi orang dewasa akan dapat
tercapai yaitu untuk membantu menggali dan mengembangkan potensi dari orang
dewasa tersebut
Sementara
itu, Haryadi & Cludia (2021) menyatakan bahwa proses pendidikan,
seorang pendidik diharapkan dapat menghadapi tantangan dalam mengevaluasi karakteristik
yang berbeda dari setiap peserta didik. Dalam psikologi pendidikan, pendidik
akan memahami perbedaan kepribadian peserta didik dalam pembelajaran dan
bagaimana menghadapi perbedaan kepribadian tersebut. Oleh karena itu, berbagai
perbedaan kepribadian tersebut perlu untuk dicari solusinya, sehingga tidak
mengganggu proses belajar mengajar. Sanjaya (2019) menyatakan bahwa
untuk bisa melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran yang baik dan
sukses, pengetahuan dan pemahaman akan psikologi pendidikan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan sungguh mutlak untuk dikuasai. Hal itu dimaksudkan agar
terciptanya interaksi yang baik dan kondusif, normatif dan penuh nilai-nilai
luhur demi terwujudnya tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Salah
satu contoh masalah psikologis yang rentan dihadapi oleh mahasiswa yaitu
kecemasan (Hasanah, Ludiana, Immawati, & PH, 2020). Kecemasan ini
timbul dari berbagai faktor, misalnya dari dirinya sendiri, lingkungan, sosial,
kesehatan, dan lain sebagainya. Hal ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran bagi mahasiswa. Dosen sebagai pendidik, memiliki peranan yang
sangat besar mengingat bahwa dosen merupakan kompenen penting dalam proses
belajar mengajar. Dosen dapat memberikan dukungan sosial kepada mahasiswa
dengan sebagai conselour atas masalah yang dihadapi oleh
mahasiswa (Eva, Shanti, Hidayah, & Bisri, 2020). Berbagai masalah
seperti masalah keuangan, akademik, psikologis, dan sosial akan menimbulkan
kecemasan bagi mahasiswa. Apabila kecemasan ini tidak segera diatasi maka dapat
menimbulkan dampak buruk bagi proses pembelajaran mahasiswa.
Referensi:
Amin, M. S. (2018). Perbedaan Struktur Otak dan Perilaku Belajar Antara
Pria dan Wanita; Eksplanasi dalam Sudut Pandang Neuro Sains dan Filsafat. Jurnal
Filsafat Indonesia, 1(1), 38-43. doi:http://dx.doi.org/10.23887/jfi.v1i1.13973
Busiri, A. (2020). Memahami Peran Psikologi Pendidikan
Bagi Mahasiswa Dalam Pembelajaran. Al-Isyrof: Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, 2(1), 1-16.
Dzedzickis, A., Kaklauskas, A., & Bucinskas, V.
(2020). Human Emotion Recognition: Review of Sensors and Methods. Sensors,
20(592), 1-40. doi:http://doi.org/10.3390/s20030592
Eva, N., Shanti, P., Hidayah, N., & Bisri, M.
(2020). Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa
dengan Religiusitas sebagai Moderator. Jurnal Kajian Bimbingan dan
Konseling, 5(3), 122-131. doi:http://doi.org/10.17977/um001v5i32020p122
Haryadi, R., & Cludia, C. (2021). Pentingnya
Psikologi Pendidikan Bagi Guru. AoEJ: Academy of Education Journal, 12(2),
275-284. doi:http://doi.org/128.199.239.11
Hasanah, L., Ludiana, Immawati, & PH, L. (2020).
Gambaran Psikologis Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi
Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 299 - 306
Hoyer, M. (2020). The Health Psychology Approach to
Normal Ageing. Developments
in Health Sciences, 3(1), 5-8. doi:https://doi.org/10.1556/2066.2020.00001
Hanafi, I. (2018). Perkembangan Manusia Dalam Tinjauan
Psikologi Dan Alquran. Perkembangan Manusia Dalam Tinjauan Psikologi
Dan Alquran, 1(1), 84-99. doi:https://doi.org/10.37542/iq.v1i01.7
Putri, A. F. (2019). Pentingnya Orang Dewasa Awal
Menyelesaikan Tugas Perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of
School Counseling, 3(2), 35-40. doi:https://doi.org/10.23916/08430011
Komentar
Posting Komentar